Jadi Pengguna Nokia Lagi: Nokia 3

Nokia 3 jadi pilihan smartphone saya di tahun 2018 ini. Setelah mempertimbangkan beberapa hal, akhirnya saya mantap jadi pengguna Nokia lagi. Eh eh, tapi kamu tahu Nokia, kan?

Bohong banget kalau kamu enggak tahu Nokia (Suuzon, hehe…). Nokia dulu pernah berjaya sebagai merek handphone terlaris (era tahun 2000-an). Ingat, kan? Nah, akhir tahun 2017 lalu Nokia merilis series baru smartphone Android-nya. Nokia merilis trio smartphone Nokia 3, Nokia 5, dan Nokia 6. Seperti saya jelaskan sebelumnya, Nokia 3 adalah smartphone yang akhirnya saya beli.

Seperti kebanyakan orang, saya juga mengulik Nokia 3 ini sebelum membeli dengan cara menonton atau membaca ulasan dari para tech vlogger/blogger, berita-berita di media, dan mengintip langsung spesifikasi Nokia 3 ke website resmi Nokia.

Secara umum, memang Nokia 3 ini tidak menawarkan hal-hal yang spesial, entah itu kamera canggih atau fitur termutakhir. Ulasan seputar smartphone ini pun mayoritas netral cenderung negatif. Para blogger/vlogger bilang, Nokia 3 dibanderol dengan harga yang cukup mahal untuk smartphone sekelasnya. Baterainya pun tergolong kecil, hanya Li-Ion 2650 mAh.

Lantas apa yang bikin saya kepincut dengan ponsel pintar ini?

Sesuai Budget

Hal yang pertama saya (dan suami saya) sepakati pertama adalah besaran uang yang akan dikeluarkan. Kami memasang budget pengeluaran untuk pembelian ponsel pintar di angka 1,3 juta – 2 juta Rupiah. Maka, cukup mudah bagi kami untuk menyaring ponsel pintar mana yang sesuai budget.

Ada beberapa ponsel yang sesuai dengan budget saya, di antaranya: Nokia 3, Xiaomi Redmi 5, Xiaomi Redmi Note 5A, Xiaomi Redmi Note 5A Prime, Asus Zenfone Max (M1), Asus Zenfone 4 Selfie Lite, dan Vivo Y53. Nokia 3 saat itu dibanderol dengan harga promo, yakni 1,6 juta Rupiah (April 2018 di Erafone). Oleh sebab itu, Nokia pun bisa menjadi salah satu pilihan.

Semua Hal Esensial

Satu hal yang sangat perlu diingat ketika membeli gadget:

“Apa saya memang benar-benar membutuhkannya? Untuk apa?”

Suami saya membisikkan berkali-kali hal itu kepada saya bahwa saya membeli ponsel itu karena kebutuhan saya. Sehingga, saat tiba momen menentukan pilihan smartphone yang akan dibeli, saya tidak ragu lagi.

Saya ingat, ponsel yang saya butuhkan adalah ponsel yang memiliki kamera dengan hasil foto normal (cukup bagus, saya tidak suka ponsel dengan Camera A.I. Beauty Tech), berkonektivitas LTE, serta aman dan tahan untuk penggunaan sehari-hari. Saya juga tidak suka ponsel yang disisip banyak bloatware. Saya ingin ponsel yang sederhana dan nyaman saat digenggam.

Inilah mengapa Nokia 3 menjadi pilihan yang paling tepat, bagi saya. Ponsel ini dilengkapi kamera autofokus 8MP (Kalau pakai mode HDR, hasil foto cukup memuaskan kok) di depan dan belakang, berkonektivitas LTE, juga telah menggunakan Android Nougat (saat baru beli) dan Google Services. Untuk android, sekarang versi android ponsel saya sudah upgrade ke android Oreo.

Ditambah sudah dilengkapi beragam sensor, termasuk sensor akselerometer (G-sensor), sensor cahaya ambient, e-compass, giroskop, sensor jarak, NFC. Saya rasa semua itu cukup untuk melengkapi kebutuhan sehari-hari saya.

nokia 3
sumber gambar: website resmi nokia (www.nokia.com)
  • Design

Saat berada di Erafone, saya berkeliling mencari ponsel yang design-nya saya suka dan nyaman ketika digenggam oleh tangan saya. Pinggir Nokia 3 ini melengkung, saya suka sekali apalagi ia terbuat dari rangka aluminium.

Untuk ukuran layar memang tergolong kecil, dibanding dengan ponsel lain zaman sekarang. Tapi, secara keseluruhan tampilannya cukup menarik bagi saya.

  • Baterainya awet?

Enggak… cuma 2640 mAh. Tapi, untuk aktivitas seharian cukuplah. Setelah menggunakannya setahun ini, siklusnya: mengisi daya baterai saat malam hari/pagi hari dan kehabisan daya baterai saat sampai di rumah sepulang kerja.

Sebenarnya, tetap tergantung aktivitas yang kita lakukan menggunakan ponsel ini. Kalau saya memang tipe pengguna yang jarang memainkan ponsel pintar, terlebih untuk social media. Sudah tidak ada social media app yang terpasang di ponsel saya.

Jadi, sebenarnya balik ke kebutuhan dan budget. Saya dan suami saya sepakat untuk membeli gadget berdasarkan pada hal itu saja. Sejauh ini saya masih bahagia dengan keputusan saya untuk kembali menjadi pengguna Nokia.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.